VIVAnews - Perekonomian Indonesia pada 2012 masih
dibayangi ketidakpastian global, terutama yang bersumber dari masalah
utang dan defisit anggaran negara-negara di Uni Eropa. Namun, di
tengah perlambatan ekonomi global itu, analis ekonomi PT Samuel
Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, optimistis pertumbuhan
ekonomi akan tetap pada level 6,7 persen pada 2012. Lana
juga memprediksi nilai tukar rupiah pada 2012 akan berada pada level
Rp8.900-9.150 per dolar Amerika Serikat. Sementara itu, tingkat suku
bunga acuan atau BI Rate berada di level 6 hingga 6,5 persen seiring
kenaikan inflasi.
Dia mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia
versi skenario Bank Dunia hanya berada pada level optimistis antara 6
sampai 6,3 persen. Sementara itu, pada level moderat berada di posisi
5,5 sampai 5,9 persen. Untuk level pesimistis, IMF memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya berada di level 4,5 sampai
5,5 persen. Dia
menjelaskan, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 masih
bersumber dari kondisi ekonomi global. Namun, di tengah gejolak
tersebut, ekonomi dunia masih memberikan kabar positif. Faktor positif tersebut di antaranya perbaikan ekonomi AS, yaitu
berkurangnya risiko ekonomi akibat pelaksanaan pemilihan presiden AS
pada November 2012.
Sementara
itu, dari sisi negatif ekonomi global, Lana mengungkapkan, masih ada
potensi ketidakstabilan nilai tukar euro yang cenderung menuju bubarnya
mata uang tunggal tersebut. Hal itu bisa ditandai dengan permintaan
dolar AS yang semakin meningkat.
Kawasan Eropa juga masih dihantui dengan adanya potensi resesi, karena kebijakan fiskal yang sangat ketat. Tak hanya dari luar negeri, Indonesia
harus menghadapi kemungkinan tantangan ekonomi domestik yang harus
dikelola secara baik. Tantanggan tersebut di antaranya pasar domestik
yang kuat dengan dukungan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa.
Demografi penduduk Indonesia juga dianggap memiliki struktur yang baik
dengan stabilitas politik dianggap menguntungkan.
Dari sisi fiskal dan moneter, Indonesia juga dinilai telah melakukan
koordinasi dengan cukup baik. Namun, dia mengingatkan perlunya perbaikan
serapan anggaran dan efisiensi fiskal terutama yang terkait dengan
proyek infrastruktur.
Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/275807-gambaran-ekonomi-ri-tahun-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar