Kamis, 28 Juni 2012

Gambaran Ekonomi Indonesia pada 2012

      VIVAnews - Perekonomian Indonesia pada 2012 masih dibayangi ketidakpastian global, terutama yang bersumber dari masalah utang dan defisit anggaran negara-negara di Uni Eropa. Namun, di tengah perlambatan ekonomi global itu, analis ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap pada level 6,7 persen pada 2012. Lana juga memprediksi nilai tukar rupiah pada 2012 akan berada pada level Rp8.900-9.150 per dolar Amerika Serikat. Sementara itu, tingkat suku bunga acuan atau BI Rate berada di level 6 hingga 6,5 persen seiring kenaikan inflasi.
        Dia mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia versi skenario Bank Dunia hanya berada pada level optimistis antara 6 sampai 6,3 persen. Sementara itu, pada level moderat berada di posisi 5,5 sampai 5,9 persen. Untuk level pesimistis, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya berada di level 4,5 sampai 5,5 persen. Dia menjelaskan, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 masih bersumber dari kondisi ekonomi global. Namun, di tengah gejolak tersebut, ekonomi dunia masih memberikan kabar positif. Faktor positif tersebut di antaranya perbaikan ekonomi AS, yaitu berkurangnya risiko ekonomi akibat pelaksanaan pemilihan presiden AS pada November 2012.
        Sementara itu, dari sisi negatif ekonomi global, Lana mengungkapkan, masih ada potensi ketidakstabilan nilai tukar euro yang cenderung menuju bubarnya mata uang tunggal tersebut. Hal itu bisa ditandai dengan permintaan dolar AS yang semakin meningkat. Kawasan Eropa juga masih dihantui dengan adanya potensi resesi, karena kebijakan fiskal yang sangat ketat. Tak hanya dari luar negeri, Indonesia harus menghadapi kemungkinan tantangan ekonomi domestik yang harus dikelola secara baik. Tantanggan tersebut di antaranya pasar domestik yang kuat dengan dukungan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa. Demografi penduduk Indonesia juga dianggap memiliki struktur yang baik dengan stabilitas politik dianggap menguntungkan.
        Dari sisi fiskal dan moneter, Indonesia juga dinilai telah melakukan koordinasi dengan cukup baik. Namun, dia mengingatkan perlunya perbaikan serapan anggaran dan efisiensi fiskal terutama yang terkait dengan proyek infrastruktur. 
Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/275807-gambaran-ekonomi-ri-tahun-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar